Thursday 5 May 2016

Kisah Kasih (yang tak selalu) Indah sang Abekani(an)

Sudah pernah dengar Abekani? Masih asing? A-be-ka-ni. Mungkin sebagian besar pembaca belum banyak yang tahu tentang Abekani. Nah, kira-kira apa ya yang terlintas di benak kita?


Abekani adalah salah satu brand tas kulit lokal yang akhir-akhir ini sedang booming di kalangan wanita Indonesia. Kenapa lagi booming? Karena ternyata produksi nya kalah cepat dengan pertumbuhan "fans" nya. Sang pembeli pun menjadi semakin penasaran. Strategi marketingkah? Entahlah. Yang pasti fenomena ini berhasil mendongkrak popularitasnya. Contohnya nih ya,tas yang siap kirim cuma 20, ternyata yang ingin beli bisa sampai ribuan. Hiperbola? Beneran lho, saya gak hiperbola. Ga percaya ya ada tas lokal yang peminatnya banyak? Nah, sebagai penggemar Abekani, saya bakal berbagi sedikit pengalaman saya selama ini. Tapi ibarat pepatah, tak kenal maka tak sayang, saya ulas sedikit yah mengenai Abekani.

Contoh Rebutan, slot 30pcs, peminat lebih dari dua ribu orang

Sekilas tentang Abekani
Abekani adalah usaha yang dirintis oleh pasangan suami istri yaitu Robertus Adi Nugroho (Adi) dan Tunjung Pratiwi pada tahun 2009 di Yogyakarta. Semua berawal dari keinginan Bapak Adi untuk mempunyai usaha sendiri. Beberapa usaha sudah dicoba tapi masih kurang berhasil. Hingga akhirnya Adi melihat ada kesempatan cerah di bisnis perkulitan. Bisnis mereka pun dimulai dengan workshop kecil-kecilan dirumah hingga akhirnya bisa sampai seperti sekarang ini. Kisah inspiratif selengkapnya bisa dibaca disini dan disini ya.
Kisah inspiratif mereka juga sempat diliput oleh salah satu TV swasta kita. Yuk, kita simak videonya di bawah ini ya.


Nah,kembali ke kata Abekani. Kira-kira apa ya arti Abekani? Ternyata, tidak ada arti khusus dari kata Abekani. Abekani sendiri berasal dari nama boneka kesayangan keponakan sang pemilik. Lucu ya? ☺☺
Abekani sendiri dipasarkan melalui media sosial seperti melalui Fan Page atau melalui Website.

Bapak Adi dan Ibu Tunjung

Penggemar Abekani disebut Abekanian. Nah, banyak sekali pengalaman-pengalaman asyik selama saya menjadi seorang Abekanian. Saya coba bahas satu per satu yah.

Banyak teman-teman baru
Abekanian sendiri tersebar dari sabang sampai merauke, bahkan ada juga yang berasal dari negara lain contohnya saja Swiss, Hongkong, Australia, Taiwan, bahkan sampai ke Mongol lho. Kebayang ga sih mendunianya si-Abekani ini? Nah, supaya Abekanian yang tersebar di seluruh penjuru dunia ini dapat terorganisir dengan baik, maka dibuatlah beberapa grup-grup berdasarkan wilayah yang dikoordinatori oleh satu atau beberapa koordinator wilayah (korwil). Karena jarak yang agak berdekatan, kekeluargaan di wilayah-wilayah ini pada akhirnya juga semakin dekat. Jadi sekarang, para Abekanian bukan hanya berjumpa di dunia maya, tapi sudah berhasil berinteraksi secara real life atau bertatap muka. Suatu waktu diadakan juga yang namanya Meet-up Akbar. Meet-up Akbar ini sendiri adalah ajang pertemuan serentak seluruh Abekanian di seluruh dunia. Yang pasti event ini seru banget. Mulai dari kenalan sesama anggota wilayah, foto-foto bareng hingga doorprize yang disponsorin oleh anggota wilayah itu sendiri. Slogan "Dari kita, oleh kita dan untuk kita" cocok sekali untuk acara ini. Nah, udah kebayang dong efeknya Abekani ini? Selain mutu tasnya apik (jawa : bagus), ternyata kita bisa dapat teman-teman baru sesama pecinta Abekani lho. Asyik kan?


Meet up Abekanian SumcorIn

Rasa kekeluargaan antar grup wilayah
Kadang, ketika ada suatu kelompok wanita yang terbentuk, sering kali kita skeptis. Ah, pasti hanya bertujuan untuk sekedar haha-hihi dan ajang pamer. Tidak selamanya sih, tapi kenyataannya memang banyak. Awalnya saya juga sempat berpikir apakah tidak ada suatu persaingan antar  grup wilayah? Ternyata saya salah. Hal ini tidak berlaku untuk Abekani(an) Lovers. Anggota grup ini benar-benar peduli satu sama lain. Contohnya adalah ketika terjadi banjir di Kabupaten Bandung dan sekitarnya, diadakan lelang-lelang menggalang dana untuk korban banjir. Disini saya belajar bahwa grup wanita juga bisa punya rasa solidaritas yang tinggi lho. Hebat bukan?



Sensasi Rebutan
Apalagi pengalaman seru jadi Abekanian? Senam Jempol atau rebutan pastinya. Apa sih itu? Jadi gini, untuk mendapatkan Abekani saat ini, jauh berbeda dengan awal-awal dulu. Kalau dulu mungkin tidak dengan sistem rebutan. Dulu, kita masih bisa memesan melalui inbox langsung ke Fanpage Abekani atau bisa langsung membeli ke workshop kalau kita kebetulan sedang berkunjung ke Yogyakarta. Sekarang sedikit lebih susah. Barang jarang ada yang ready atau siap kirim. Kalaupun ada ya harus dengan cara rebutan. Nah, berikut beberapa cara untuk mendapatkan Abekani : 
1. Posting Numpang Lewat (NL). Postingan ini benar2 adalah faktor Luck atau keberuntungan, karena akan diposting sewaktu-waktu tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. Jadi, kalau kita kebetulan sedang online pada saat postingan, besar kemungkinan kita akan mendapatkan jatah tas.
2. Postingan terjadwal. Postingan ini akan diumumkan beberapa hari sebelumnya. Kali ini dibutuhkan signal yang oke dan juga kecepatan jempol tangan mengetik sesuai format. Hal inilah yang sering disebut dengan Senam Jempol. Bayangin aja, 20 kuota tas harus diperebutkan oleh ribuan orang. Kalau berhasil cepat akan dapat jatah slot, kalau gagal ya jangan baper yaaa... (baper : bawa perasaan) Apaan tuh Baper? Mau tau lebih lanjut, boleh click disini yah☺☺☺
3. The Power of Wishlist dengan akun pribadi yang dipost di Fanpage, tujuannya sih berharap ada Abekanian lain yang rela melepaskan salah satu Kolprinya (Koleksi Pribadi) atau biasa disebut dengan istilah Sang Ibu Peri.

Contoh Wishlist

3. Melalui grup wilayah masing-masing.
4. Melalui bermacam-macam kuis yang diadakan oleh Admin, Korwil atau Team Abekani sendiri.
5. Melalui Website Resmi Abekani

Website Abekani

Dari sini saya belajar bahwa untuk mendapatkan sesuatu dibutuhkan kesabaran dan juga kerja keras. Kalau memang rejeki pasti kita akan dapatkan. Percayalah, tidak akan ada rejeki yang tertukar

Menumbuhkan Kecintaan Produk Lokal
Masih banyak dari kita yang menganggap remeh karya-karya anak bangsa. Padahal banyak barang-barang merk terkenal yang diproduksi di Indonesia. Dengan adanya Abekani, saya mulai belajar mencintai produk lokal. Saya yang dulunya cuek dengan produk lokal, kini sedikit demi sedikit makin mulai tertarik. Percaya deh, produk lokal juga ga kalah kualitasnya dengan produk luar. Mutu terjamin, harga pun ramah di kantong. Dengan membeli produk lokal, kita juga turut membantu program pemerintah lho.

Aku Cinta Produk Indonesia


Lalu muncul pertanyaan, wah, kok susah ya dapat Abekani? Alasannya sih lebih kepada sulit mendapatkan sumber daya manusia (penjahit) yang sesuai dengan kriteria sang pemilik. Tapi jangan kira karena susah para penggemar lantas pergi. Oh tidak. Ibarat pepatah "Patah Tumbuh Hilang Berganti" atau "Mati Satu Tumbuh Seribu", penggemar Abekani malah membludak. Uniknya, walaupun memiliki ribuan penggemar, tapi ketika saya inbox ke Fanpage untuk sekedar bertanya iseng tentang stok selalu akan dibalas walaupun agak lama dan selalu diakhiri dengan jawaban Nuwun,njih. Salut deh!

Nah, inilah mengapa saya tulis di judul bahwa menjadi Abekanian kadang kala tidak selalu indah. Karena, bagaimanapun, ketidakmampuan team Abekani untuk melayani hasrat ribuan penggemar itu pasti ada dampak positif dan negatifnya. Positifnya adalah bangkitnya beberapa produk lokal yang secara perlahan bisa membantu mengisi dahaga para penikmat tas kulit lokal yang tak sanggup menunggu terlalu lama. Biasanya, yang tak sabar menunggu pelan-pelan akan mundur dan lebih memilih membeli brand lain yang memproduksi model yang sama. Dan sisi negatifnya, banyak sekali yang tadi nya adalah lovers, kini tiba-tiba berubah menjadi makelar tas. Mereka membeli dengan harga yang standar lalu dijual dengan harga tidak wajar, di mark-up mencapai dua hingga tiga kali lipat harga aslinya atau dijual bundling dengan produk lainnya bahkan juga menjual dengan cara lelang. Ironisnya, banyak juga ternyata penikmat tas kulit yang membeli dengan cara tersebut. Mungkin ini adalah salah satu tantangan team Abekani yang masih sulit untuk terpecahkan hingga saat ini.

Saya sendiri tau Abekani sekitar bulan September-Oktober 2015 dari seorang teman saya. Kebetulan pada waktu itu, saya sedang tinggal di Pattaya Thailand. Setelah sedikit belajar, tanya sana tanya sini, akhirnya saya berhasil masuk ke grup wilayah saya, dan baru berhasil dapat tas pertama saya sekitar bulan Februari 2016.
Tas kedua saya dapat melalui Senam Jempol di Fanpage Abekani. Sampai sekarang pun saya masih ingat ketegangan yang saya rasakan ketika rebutan. Asli bikin bisa bikin saya deg-degan dan gemetaran hebat.
Saya juga pernah menang kontes Foto ala Kartini dan berhasil mendapatkan baju dari korwil Cibodung, Ci Jan. Thank you😘
Dan sekarang saya sedang dalam proses menunggu sang dompet impian, Iwapa.
Iwapa sendiri adalah singkatan dari ikatan Wanita Pecinta Abekani☺☺
Yang saya belum pernah rasakan sampai saat ini adalah kedatangan sang ibu peri. Katanya sih banyak ibu peri di Abekani. Wahai Ibu Peri sekalian, boleh dong ketok-ketok inbox saya yaaa😘😘

Begitu banyak pelajaran dan pengalaman yang saya dapatkan setelah saya menjadi seorang Abekanian. Semoga pembaca juga bisa menjadi semakin penasaran dengan produk-produk lokal. Dan semoga semakin banyak Abekanian-Abekanian dimana saja!❤

Akhir kata,
Mari Kita Cintai Produk-Produk Indonesia

Web : www.abekani.com
Fanpage :https://m.facebook.com/abekani/
Alamat Workshop :
Perum Puri Potorono Asri C-18, Jl. Wonosari Km.8, Banguntapan - Bantul
Yogyakarta (55196) 

5 comments:

  1. Tos sesama Abekanian ��

    ReplyDelete
  2. sabar menunggu antrian satu pun belum punya produk abekani 😭😭

    ReplyDelete
  3. sabar menunggu antrian satu pun belum punya produk abekani 😭😭

    ReplyDelete
  4. Waahh...saya wong Yogya asli malah g ngerti kalo ada tas Yang begitu fenomenalnya...hebaat luar biasa.
    Terimakasih mbak Widyaningsih Christanti atas tulisannya. Tulisan anda enak Sekali dibaca, dan tentunya sangat menginspirasi saya tidak saja untuk memiliki dan masuk menjadi anggota Abekanian tapi juga menjadi studi kasus Manajemen Bisnis bagi mahasiswa saya.
    Saya juga hobby tas kulit, maniak pada merek luar negeri yang notabene harganya g mahal sih sepuluh kali harga tas Abekani. Jujur saya mulai tertantang untuk masuk sebagai abekanian, meski harus mengelola kembali ruangan tas...
    Mbak Widya Sekali lagi terimakasih dan saya menunggu tulisan2 lainnya.
    Jayalah produk local Indonesia...
    Yogyakarta, 13 April 2017

    ReplyDelete
  5. haii... aleta.id menjual produk-produk berbahan kulit sapi asli bekrlualitas
    tentunya nyaman saat dipakai dan kepercayaan diri bertambah.
    yuk order sekarang di https://aleta.id/ atau kunjungi blog kami http://www.jualidcardjogja.com/

    ReplyDelete